Asam Jawa – Tamarindus Indica

| Nama Lokal | Asam, Asem Jawa |
| Nama Umum | Tamarind |
| Nama Ilmiah | Tamarindus indica |
| Klasifikasi | Kingdom : Plantae Phylum : Tracheophyta Class : Magnoliopsida Order : Fabales Family : Fabaceae Genus : Tamarindus Species : Tamarindus indica |
| Deskripsi dan keunikan tanaman | Tamarindus indica, atau dikenal sebagai pohon asam, adalah pohon tropis hijau abadi yang berasal dari Afrika dan Asia Selatan, namun kini telah dibudidayakan secara luas di berbagai wilayah tropis. Pohon ini memiliki banyak manfaat, terutama buahnya yang dapat dimakan, kayunya yang bernilai, serta berbagai kegunaan lainnya. Secara ekologis, pohon asam sangat adaptif dan mampu tumbuh baik di lingkungan semi-kering maupun lembap, sehingga menjadi spesies yang bernilai penting untuk agroforestri dan reboisasi di daerah tropis. |
| Bagian yang dimanfaatkan | Buah, Daun, Batang |
| Komponen | Buah asam (Tamarindus indica) mengandung beragam senyawa bioaktif yang memberikan berbagai manfaat kesehatan. Kandungan utamanya meliputi vitamin B dan C, berbagai jenis gula (glukosa, fruktosa, arabinosa), serta asam organik seperti asam tartarat dan asetat. Buah ini juga kaya mineral (seperti zat besi, kalsium, magnesium, dan seng), asam lemak (seperti asam palmitat dan eikosanoat), serta senyawa fenolik termasuk flavonoid, polifenol, dan tanin. Selain itu, terdapat senyawa lain seperti alkaloid, glikosida, seskuiterpen, sterol, dan antosianin (delphinidin-3-sambubioside dan cyanidin-3-sambubioside). Beberapa senyawa bioaktif yang menonjol antara lain naringenin, epikatekin, apigenin, beta-karoten, asam askorbat, eugenol, citral, asam rosmarinat, asam carnosic, serta asam ursolat dan oleanolat. |
| Manfaat dan kegunaan | Buah asam (Tamarindus indica) secara tradisional digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit, seperti sembelit, demam, malaria, dan diare. Selain itu, asam juga dimanfaatkan untuk mempercepat penyembuhan luka, meredakan peradangan, serta mengatasi infeksi seperti disentri dan infestasi parasit. Menurut penelitian sebelumnya, tamarind juga berpotensi membantu mengatasi mata kering dan keracunan akibat kelebihan fluorida (fluorosis). Di luar manfaat medisnya, buah ini umum digunakan sebagai bahan penyedap dalam berbagai hidangan dan minuman. |
| Referensi | Fagbemi, K. O., Aina, D. A., Adeoye-Isijola, M. O., Naidoo, K. K., Coopoosamy, R. M., & Olajuyigbe, O. O. (2022). Bioactive compounds, antibacterial and antioxidant activities of methanol extract of Tamarindus indica Linn. Scientific Reports, 12, 9432. https://doi.org/10.1038/s41598-022-13716-x Kuru, P. (2014). Tamarindus indica and its health related effects. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, 4(9), 676–681. https://doi.org/10.12980/APJTB.4.2014APJTB-2014-0173 Bhadoriya, S. S., Ganeshpurkar, A., Narwaria, J., Rai, G., & Jain, A. P. (2011). Tamarindus indica: Extent of explored potential. Pharmacognosy Reviews, 5(9), 73–81. https://doi.org/10.4103/0973-7847.79102 |