Murbei – Morus Alba L.

Nama Lokal | Murbei |
Nama Umum | Mulberry |
Nama Ilmiah | Morus Alba L. |
Klasifikasi | Kingdom: Plantae Clade: Tracheophytes Clade: Angiosperms Clade: Eudicots Clade: Rosids Order: Rosales Family: Moraceae Genus: Morus Species: M. alba |
Deskripsi dan keunikan tanaman | Morus alba, atau yang lebih dikenal sebagai murbei, merupakan pohon yang berasal dari Tiongkok dan memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa terhadap berbagai kondisi iklim dan ketinggian. Pohon ini dapat ditemukan di berbagai habitat alami seperti hutan terbuka, tepi hutan, padang rumput, ladang, hingga area terganggu seperti pinggir jalan dan ladang kosong. Di Indonesia, murbei banyak tumbuh di daerah pegunungan seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Barat. Selain menjadi sumber pakan utama bagi ulat sutera, Morus alba juga memiliki berbagai manfaat, mulai dari buahnya yang dapat dikonsumsi hingga bagian lain tanaman yang memiliki khasiat obat. Keunggulan lainnya adalah kemampuannya tumbuh di berbagai jenis tanah, baik yang berpasir, berlempung, maupun sedikit asam dengan curah hujan tahunan 600–2500 mm dan suhu optimal 18–30°C. Keunikan utama Morus alba terletak pada tingginya keragaman genetik yang dimilikinya, memungkinkan spesies ini beradaptasi di berbagai kondisi lingkungan, bahkan di wilayah yang tergolong ekstrem. Hal ini juga mendukung kemampuannya dalam berperan penting pada konservasi tanah, rehabilitasi lahan terdegradasi, serta bioremediasi limbah atau logam berat. Namun, sifat adaptif ini juga menjadikan Morus alba berpotensi menjadi spesies invasif di beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan Afrika Selatan, sehingga diperlukan pengelolaan yang bijak dalam budidayanya. Meskipun demikian, manfaat ekologisnya yang signifikan menjadikan murbei putih sebagai salah satu tanaman strategis dalam mendukung upaya konservasi lingkungan dan adaptasi perubahan iklim. |
Bagian yang dimanfaatkan | Daun, buah, akar |
Komponen | Morus alba, atau murbei putih, merupakan tanaman yang kaya akan senyawa bioaktif dengan berbagai manfaat farmakologis dan nilai gizi. Beberapa senyawa utama yang terkandung di dalamnya meliputi asam fenolat, flavonoid, alkaloid, serta protein. Asam fenolat seperti asam klorogenat dan asam kafeat berperan sebagai antioksidan yang membantu melindungi sel dari kerusakan oksidatif. Selain itu, kandungan flavonoid seperti rutin, isoquercitrin, astragalin, quercetin, dan kaempferol semakin memperkaya sifat antioksidan tanaman ini, serta berpotensi memberikan efek antiinflamasi dan manfaat kesehatan lainnya. Salah satu senyawa khas yang terdapat dalam Morus alba adalah alkaloid 1-deoxynojirimycin (DNJ), yang dikenal memiliki potensi sebagai antidiabetik melalui mekanisme penghambatan enzim α-glukosidase, sehingga membantu mengontrol kadar gula darah. Senyawa-senyawa bioaktif ini tersebar di berbagai bagian tanaman murbei. Daunnya menjadi sumber utama flavonoid dan asam fenolat, sedangkan buah murbei kaya akan antosianin yang mendukung aktivitas antioksidan. Bagian akar dan batang juga mengandung senyawa bioaktif, meskipun belum banyak diteliti secara mendalam. Kombinasi senyawa-senyawa inilah yang membuat Morus alba memiliki prospek besar dalam bidang kesehatan, pangan fungsional, dan fitofarmaka. |
Manfaat dan kegunaan | Morus alba memiliki beragam manfaat medis yang berasal dari berbagai bagian tanamannya. Daunnya dikenal membantu menurunkan kadar gula darah, meningkatkan produksi insulin, serta memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi yang bermanfaat untuk mengendalikan diabetes tipe 2, obesitas, dan beberapa gangguan kesehatan seperti sakit kepala dan batuk. Buah murbei digunakan untuk menjaga kesehatan ginjal, mengatasi insomnia, serta membantu mengatasi gejala anemia dan hipertensi. Bagian akar dan kulit akarnya memiliki sifat antioksidan, antikanker, diuretik, dan ekspektoran yang mendukung kesehatan pencernaan, gigi, dan saluran pernapasan. Sementara itu, batang murbei digunakan untuk mengatasi nyeri sendi dan masalah kelebihan cairan tubuh, serta ekstrak daunnya bahkan dapat digunakan untuk terapi kaki gajah. Kombinasi manfaat ini menjadikan Morus alba sebagai tanaman dengan potensi fitofarmaka yang sangat luas. |
Referensi | Morales Ramos, J. G., Esteves Pairazamán, A. T., Mocarro Willis, M. E. S., Collantes Santisteban, S., & Caldas Herrera, E. (2021). Medicinal properties of Morus alba for the control of type 2 diabetes mellitus: A systematic review. F1000Research, 10, 1022. https://doi.org/10.12688/f1000research.55573.1 Rodrigues, E. L., Marcelino, G., Silva, G. T., Figueiredo, P. S., Garcez, W. S., Corsino, J., Avellaneda Guimarães, R. de C., & Freitas, K. de C. (2019). Nutraceutical and medicinal potential of the Morus species in metabolic dysfunctions. International Journal of Molecular Sciences, 20(2), 301. https://doi.org/10.3390/ijms20020301 Elsevier. (2021). Morus alba. In Biomedicine & Pharmacotherapy. Retrieved from https://www.sciencedirect.com/topics/pharmacology-toxicology-and-pharmaceutical-science/morus-alba |